Saudaraku, ketahuilah bahwasannya pemimpin itu mencerminkan rakyatnya.
Ketika saat ini kita memiliki pemimpin seperti yang kita tahu, yah
itulah cerminan dari mayoritas rakyatnya. Mari sejenak kita tadabburi
firman Alloh berikut ini,
ALLOH Ta’ala berfirman dalam Al-Quran Surat Al-An’am ayat 129.
وَكَذَٰلِكَ نُوَلِّي بَعْضَ الظَّالِمِينَ بَعْضًا بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
“Dan demikianlah Kami jadikan sebahagian orang-orang yang zalim itu
menjadi teman bagi sebahagian yang lain disebabkan apa yang mereka
usahakan.“
dijelaskan oleh Imam Ibnul Qoyyim dalam kitabnya
Miftah Daaris Sa’adah, tidak mungkin di zaman kita sekarang pemimpin
kita seperti Umar bin Abdul Aziz, atau Muawiyah bin Sufyan atau Umar bin
Khattab -rodhiyallohu ‘anhum-. Ibnul Qayyim hidup pada abad 7 H 751 H.
kata bliau,bahwa penguasa itu mencerminkan rakyatnya. kalau rakyatnya
zholim, maka pemimpinnya zholim. kalau rakyatnya berbuat maksiat, maka
pemimpinnya berbuat demikian. kalau rakyatnya melalaikkan sholat,maka
pemimpinnya pun berbuat. mencerminkan dan ini “al-jaza min jinsil amal“
balasan tergantung jenis amalnya.
karena itu dijelaskan dalam Syarah ‘Aqidah Thahawiyah dan dijelaskan
oleh Syaikh Albani -rohimahulloh-untuk menghilangkan kezholiman di
negara kaum muslimin,
pertama, taubat kepada ALLOH. jika
penguasa berbuat dosa, kita pun banyak berbuat dosa dan maksiat kepada
ALLOH,kita wajib bertaubat. jadi jangan dituduh, penguasa zholim, ini
zholim, kita pun zholim,banyak dosa.
kedua,wajib membersihkan
diri kita dari noda-noda syirik. kita harus mentarbiyah diri
kita,tashfiyah dan tarbiyah diri kita di atas ‘aqidah yang benar.
ketiga, kewajiban mendidik istri dan anak kita, karena nanti di akhirat
kita ditanya tentang istri dan anak kita. kita,umat islam, tidak akan
ditanya siapa pemimpin kita, tapi akan ditanya bagaimana kamu mengurus
istri dan anakmu. kita tidak akan ditanya tentang pemimpin kita. tapi
kita akan ditanya tentang istri dan anak kita.
sebab, Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
كُلُّكُمْ رَاعٍ وَمَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ، فَالْإِمَامُ رَاعٍ وَهُوَ
مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ، وَالرَّجُلُ فِي أَهْلِهِ رَاعٍ وَهُوَ
مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ، وَالْمَرْأَةُ فِي بَيْتِ زَوْجِهَا رَاعِيَةٌ
وَهِيَ مَسْئُولَةٌ عَنْ رَعِيَّتِهَا،
“Setiap dari kalian
adalah pemimpin dan akan diminta pertanggungjawaban atas apa yang
dipimpinnya itu. Seorang imam adalah pemimpin dan ia akan dimintai
pertanggungjawaban atas apa yang dipimpinnya (yaitu : rakyatnya).
(Hadits Riwayat Al-Bukhaariy no. 2409)
jadi,melihat kondisi kezholiman penguasa, ini menunjukkan bahwa kita
pun banyak berbuat kezholiman. Maka segerah bertaubat dengan taubat
nashuha
disadur dari: Ustadz Roni Abdul Fattah
Selasa, 20 Januari 2015
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Hati adalah pemimpin seluruh jiwa raga, hidupkanlah hati sengan dzikr maka kita akan selalu dapat bimbingan allah ta'ala.
BalasHapusHati ini mempunyai rakayat, yang mana rakyat ini harus di pimpin dengan seadil adilnya, kalau kita sudah memahami itu ada kata bahasa : kenalilah dirimu sebelum kamu mengenalx tuhanmu